Monday, 9 April 2012

Anemia Gravidarum


A.    Anemia Gravidarum
Seseorang pria maupun wanita dinyatakan menderita anemia apabila hemoglobin dalam darah kurang dari 12 gr %. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat – zat makanan bertambah dan terjadi perubahan – perubahan dalam darah dan sum – sum tulang (Prawirohardjo, 1999).
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan dan pendarahan pada waktu persalinan karena akibat dari cardiac out put meningkat. Banyak unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental (Prawirohardjo, 1997).
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu. Seorang wanita yang memiliki Hb kurang dari 10 g/10 ml. disebut anemia dalam kehamilan. Karena itu wanita hamil dengan Hb diantara 10 – 12 g/100 ml tidak dianggap menderita anemia patologik akan tetapi anemia fisiologi atau pseudoanemia (Prawirohardjo, 1999).

1.      Macam – Macam Anemia Dalam Kehamilan
a.       Anemia Definisi Besi
Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dari makanan karena gangguaan reapsorosi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyak besi keluar dari badan, misalnya pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester akhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dalam kehamilan, maka terjadi anemia defisensi besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar (Prawirohardjo, 1999).
b.      Anemia Megaloglastik
Anemia megaloglastik dalam kehamilan disebabkan karena defisensi asam folik (Pterolyglutamic acid). Jarang sekali karena defisiensi vitamin B1 (Cyanocobalanim).
c.       Anemia Hipoglastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sum – sum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah dinamakan hipoglastik dalam kehamilan. Biasanya anemia hipoglastik terjadi dalam kehamilan apabila wanita dengan selamat melewati masa persalinan dan selama masa nifas anemia hipoglastik akan sembuh dengan sendirinya.

d.      Anemia Himolitik
Anemia himolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia himolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya akan menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisi himolitik pada waniata yang sebelumnya tidak menderita anemia (Prawirohardjo, 1999).
2.      Diagnosis Anemia Pada Kehamilan
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
a.       Hb 11 gr%             : tidak anemia
b.      Hb 9 – 10 gr%       : Anemia ringan
c.       Hb 7 – 8 gr %        : Anemia sedang
d.      Hb < 7 gr %          : Anemia berat (Prawirohardjo, 2008).
3.      Tanda dan Gejala Anemia
a.       Letih
b.      Lemah badan
c.       Cepat lelah
d.      Lunglai (Prawirohardjo, 2008).
4.      Penyebab Anemia
a.       Kurang Gizi (mal nutrisi)
b.      Kurang zat bezi dalam darah
c.       Mal Absorpsi
d.      Kehilangan darah yang banyak : Persalinan yang lalu, haid dan lain – lain.
e.       Penyakit kronik, TBC, paru – paru, cacing usus, malaria, dan lain - lain (Prawirohardjo, 2008).
5.      Pengaruh Anemia Dalam Kehamilan
a.       Abortus
b.      Partus Prematurus
c.       Partus lama karena inersia uteri
d.      Pendarahan post partum karena utoria uteri
e.       Syok
f.       Infeksi, baik Intra Pratum maupun Post partum
g.      Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100 ml dapat menyebabkan dekompensasi kordis (Prawirohardjo, 2008).
6.      Penanganan Anemia
a.       Pemeriksaan kadar Hb setiap 3 bulan untuk mengenal anemia sedini mungkin.
b.      Pemberian tablet Fe (Sulfat ferosus 200 mg)
c.       Dianjurkan makan – makanan yang mengandung banyak protein dan sayuran hijau.
d.      Dalam keadaan mendesak, kadang – kadang perlu pemberian tranfusi (maternal dan neonatal 2006).
7.      Pencegahan Anemia Gravidarum
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb ± 11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg  60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.
Pencegahan yang dilakukan pada anak dapat meningkatkan kapasitas manusia dan produktivitasnya sepanjang siklus kehidupan, sedangkan pencegahan anemia pada perempuan usia reproduksi dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Selain melalui pengobatan, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan diet sehat dan tepat, antara lain dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi dan kontrol penyakit infeksi. Kandungan zat besi dapat diperoleh dari makanan berupa daging atau bukan daging. Makanan tersebut hendaknya dimasak tidak terlalu lama, agar kandungan besi di dalam makanan tidak berkurang. Konsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti susu dan hasil olahannya, makanan mengandung sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan tepung serta minum teh, kopi atau coklat dapat menghambat penyerapan besi. Asupan zat besi yang dikonsumsi dapat dijaga agar terserap tubuh sebanyak mungkin dengan mengkombinasikan dengan minum orange juice setelah makan.
Kepandaian dalam mengatur pola makan dengan mengkombinasikan zat besi dalam menu makanan serta mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia.
KEPUSTAKAAN
Black, Maphia.2011. Askeb Ibu Hamil dengan Anemia Sedang. Jakarta : diakses pada http://maphiablack.blogspot.com/2011/01/askeb-ibu-hamil-dengan-anemia sedang.html on Juni 22, 2011 at 3.06 pm
Manuaba Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan , Penyakit Kendungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta;EEC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1. Jakarta: EGC
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005. Ilmu Kebidanan , Jakarta. YBP.SP


No comments:

Post a Comment